Laser merupakan sumber cahaya koheren yang monokromatik dan amat
lurus. Cara kerjanya mencakup optika dan elektronika. Para ilmuwan biasa
menggolongkannya dalam bidang elektronika kuantum. Sebetulnya laser merupakan
perkembangan dari
MASER, huruf M disini singkatan dari Microwave, artinya gelombang
mikro. Cara kerja maser dan laser adalah sama, hanya saja mereka bekerja pada
panjang gelombang yang berbeda. Laser bekerja pada spektrum infra merah sampai
ultra ungu, sedangkan maser memancarkan gelombang elektromagnetik dengan
panjang gelombang yang jauh lebih panjang, sekitar 5 cm, lebih pendek sedikit
dibandingkan dengan sinyal TV - UHF. Laser yang memancarkan sinar tampak
disebut laser - optik.
Prinsip kerja laser
Terjadinya laser sudah diramalkan jauh hari sebelum
dikembangkannya mekanika kuantum. Pada tahun 1917, Albert Einstein
mempostulatkan pancaran imbas pada peristiwa radiasi agar dapat
menjelaskan kesetimbangan termal suatu gas yangsedang menyerap dan memancarkan
radiasi. Menurut dia ada 3 proses yang terlibat dalam kesetimbangan itu, yaitu:
serapan, pancarn spontan (disebut fluorensi) dan pancaran
terangsang ( atau lasing dalam bahasa Inggrisnya, artinya memancarkan
laser). Proses yang terakhir biasanya diabaikan terhadap yang lain karena pada
keadaan normal serapan dan pancaran spontan sangat dominan.
Sebuah atom pada keadaan dasar dapat dieksitasi ke keadaan tingkat
energi yang lebih tinggi dengan cara menumbukinya dengan elektron atau foton.
Setelah beberapa saat berada di tingkat tereksitasi ia secara acak akan segera
kembali ke tingkat energi yang lebih rendah, tidak harus ke keadaan dasar
semula. Proses acak ini dikenalsebagai fluoresensi terjadi dalam selang waktu
rerata yang disebut umur rerata, lamanya tergantung pada keadaan dan jenis atom
tersebut.
Kebalikan dari umur ini dapat dipakai sebagai ukuran kebolehjadian
atom tersebut terdeeksitasi sambil memancarkan foton yang energinya sama dengan
selisih tingkat energy asal dan tujuan. Foton ini dapat saja diserap kembali
oleh atom yang lain sehingga mengalami eksitasi tetapi dapat pula lolos keluar
sistem sebagai cahaya. Sebetulnya atom- atom yang tereksitasi tidak perlu
menunggu terlalu lama untuk memancar secara spontan, asalkan terdapat foton
yang merangsangnya. Syaratnya foton itu harus memiliki energy yang sama dengan
selisih tingkat energi asal dan tujuan.
Untuk mengetahui laser
lebih lanjut, perhatikan persamaan berikut: Hf = E2 – E1 Jika elektron secara
spontan meluruh, berubah dari suatu keadaan menjadi keadaan lain, elektron
tersebut memancarkan foton dengan energi sebesar persamaan diatas. Proses ini
disebut emisi spontan. Energi foton h dapat menghalangi transfer elektron dari
keadaan 1 ke keadaan 2 menghasilkan foton lainnya dengan energi hf = E1-E 2.
Ini disebut pemancaran terangsang (stimulated emmission ), yaitu proses yang
menghasilkan dua foton berenergi hf. Lebih jauh, kedua foton ini akan terfase.
Jadi, laser yang ideal terbentuk dari suatu kumpulan foton berfrekuensi tepat
sama dan semua foton tersebut terfase.
Sifat yang terjadi
akibat kesamaan frekuensi adalah monokromatisme dan sifat yang terjadi akibat
kesamaan fase adalah koherensi. Jadi syarat terbentuknya laser adalah sumber
cahaya yang monokromatis dan koheren. Namun kenyataannya laser tidaklah
monokromatik murni ataupun koheren murni. Meskipun demikian, ketika
mengarakterisasikan sistem laser yang sebenarnya, secara umum diasumsikan bahwa
sinar laser pada awalnya adalah terfase, dan inkoherensi laser timbul karena
sifat monokromatis yang jelek dari sumber. Jadi sebenarnya koherensi dan
monokromatisme secara umum digunakan untuk mengukur parameter yang sama.
Sifat-sifat sinar laser yang dimanfaatkan :
a.
Penyebaran kecil (sinar sangat terarah)
Penyebaran 10-1 sampai 100 mrad karna emisi
terangsang berarah sama sperti cahaya pemicu dan penguatan resonator hanya satu
arah. Adapun pemanfaatannya adalah dalam pekerjaan geodasi (penepatan arah),
pengukuran pada jarak jauh, pelacakan objek (seperti pesawat terbang), laser
disc dan laser printer.
b.
Monokromatik
Lebar pita adalah λ≤4nm karena emisi terjadi antara dua tingkat energy
yang tajam terdefinisi, resonator hanya memperkuat pada frekuensi-frekueensi
tertentu. Adapun aplikasinya adalah pemisahan dari cahaya sekeliling (contoh :
pengukuran pada siang hari.,spektroskopi, dan komunikasi serat optic.
c.
Kecerahan tinggi
d.
Koherensi tinggi (sangat koheren)
Jenis-jenis laser
Terdapat tiga jenis dasar laser yang paling umum digunakan.
Jenis-jenis lainnya masih dalam taraf perkembangan. Ketiga jenis dasar itu
adalah :
(1) Laser yang dipompa secara optis
Pada laser jenis inversi populasi diperoleh dengan cara pemompaan
optis. Laser ruby yang diciptakan pada bulan Juli 1960 oleh Theodore H.Maiman
di Hughes Research Laboratories adalah dari jenis ini. Laser ruby baik sekali
diambil sebagai contoh untuk membicarakan cara kerja laser yang menggunakan
pemompaan optis.
Ruby adalah batu permata buatan, terbuat dari Al2O3 dengan berbagai macam ketakmurnian. Ruby yang digunakan pada
laser yang pertama berwarna merah jambu, memiliki kandungan 0,05 persen ion
krom bervalensi tiga ( Cr + 3 ) dalam bentuk Cr2O3. Atom
aluminium dan oksigen bersifat inert, sedangkan ion kromnya yang aktif. Kristal
ruby berbentuk silinder, kira-kira berdiameter 6 mm dan panjangnya 4 sampai 5
cm. Gambar 3 memperlihatkan diagram tingkat energi yang dimiliki ion Cr dalam
kristal ruby
Laser ini dihasilkan melalui transisi atom dari tingkat metastabil
ke tingkat energy dasar, radiasinya memiliki panjang gelombang 6920 A° dan 6943 A°. Yang paling terang dan
jelas adalah yang 6943 A°, berwarna merah tua.
Pemompaan optisnya dilakukan dengan menempatkan batang ruby di
dalam tabung cahaya ini banyak dipakai sebagai perlengkapan kamera untuk
menghasilkan kilatan cahaya. Foton-foton yang dihasilkan tabung ini akan
bertumbukan dengan ion-ion Cr dalam ruby, mengakibatkan eksitasi besar-besaran
ke pita tingkat energi tinggi. Dengan cepat ion-ion itu meluruh ke tingkat
metastabil, di tingkat ini mereka berumur kira-kira 0,005 detik, suatu selang
waktu yang relatif cukup panjang sebelum mereka kembali ke tingkat energi
dasar. Tentu saja pemompaan terjadi dengan laju yang lebih cepat disbanding
selang waktu tersebut sehingga terjadi inversi populasi. Setelah terjadi satu
saja pancaran spontan ion Cr, maka beramai-ramailah ion-ion yang lain melakukan
hal yang sama dan mereka semua memancarkan foton dengan energi dan fase yang
sama, yaitu laser.
Jika pada laser ini dibuatkan rongga resonansi optis maka cacah
foton yang dipancarkan dapat dibuat banyak sekali. Rongga resonansinya adalah
batang ruby itu sendiri. Batang tersebut harus dipotong dan digosok rata di
kedua ujungnya. Kedua ujung juga harus betul-betul sejajar, yang satu dilapisi
tebal dengan perak dan satunya lagi tipis-tipis saja. Akibatnya rapat energi
foton makin lama makin besar dengan terjadinya pemantulan berulang-ulang yang
dilakukan kedua ujung batang ruby, sampai suatu saat ujung yang berlapis tipis
tidak mampu lagi memantulkan foton yang datang, sehingga tumpahlah foton-foton
dari ujung tersebut sebagai sinar yang kuat, monokromatik dan koheren yang
tidak lain adalah laser.
Pada saat pancaran terangsang berlangsung, tentu saja tingkat
metastabil akan cepat sekali berkurang populasinya. Akibatnya keluaran laser
terdiri dari pulsa-pulsa berintensitas tinggi yang selangnya masing-masing
sekitar beberapa nanodetik sampai milidetik. Setelah letupan laser terjadi,
proses inversi populasi dan perbesaran rapat energi
foton dimulai dari awal lagi, demikianlah seterusnya sehingga
terjadi retetan letupan- letupan berupa pulsa-pulsa. Keluaran yang kontinu dapat
diperoleh yaitu jika system lasernya ditaruh dalam sebuah kriostat agar suhu
operasi laser menjadi rendah sekali.
Efisiensi laser ruby ini sangat rendah, karena terlalu banyak
energi yang harus dipakai untuk mencapai inversi populasinya. Sebagian besar
cahaya dari tabung cahaya tidak memiliki panjang gelombang yang diharapkan
untuk proses pemimpaan sehingga merupakan pemborosan energi. Walaupun demikian
daya rerata dari tiap pulsa laser dapat mencapai beberapa kilowatt karena
selang waktunya yang sangat pendek. Dengan daya sebesar ini laser dapat
digunakan untuk melubangi, memotong maupun mengelas logam.
(2) Laser yang dipompa secara elektris
Sistem laser jenis ini dipompa dengan lucutan listrik di antara
dua buah elektroda. Sistemnya terdiri dari satu atau lebih jenis gas. Atom-atom
gas itu mengalami tumbukan dengan elektron-elektron lucutan sehingga memperoleh
tambahan energi untuk bereksitasi. Perkembangan terakhir dalam perlaseran medium
gasnya dapat diganti dengan uap logam, tetapi hal ini akan mengarah pada
perkembangan jenis laser yang lain. Jenis laser uap logam akan dibicarakan
secara tersendiri. Laser gas mampu memancarkan radiasi dengan panjang gelombang
mulai dari spektrum ultra ungu sampai dengan infra merah. Laser nitrogen yang
menggunakan gas N2 merupakan salah satu laser terpenting dari jenis ini,
panjang gelombnag lasernya berada di daerah ultra ungu (3371 A ).
Sedangkan laser karbondioksida yang merupakan laser gas yang
terkuat memancarkan laser pada daerah infra merah (10600 A0). Laser
gas yang populer tentu saja laser helium-neon, banyak dipakai sebagai peralatan
laboratorium dan pembaca harga di pasar sawalayan. Laser yang dihasilkan berada
di spektrum tampak berwarna merah (6328 A0 ). Laser helium-neon ini merupakan
laser gas yang pertama, diciptakan oleh Ali Javan dkk. dari Bell Laboratories
pada tahun 1961. Untuk penjelasan laser gas secara umum laser helium-neon ini
dapat diambil sebagai contoh.
Dalam keadaan normal atom helium berada di tingkat energi dasarnya 1S0, karena konfigurasi elektron terluarnya
adalah 1 s2. Pada saat
elektron lucutan menumbuknya ato helium itu mendapatkan energi untuk
bereksitasi ke tingkat energy yang lebih tinggi seperti 1S0
dan 3S1 dari konfigurasi elektron1s2s. Begitu atom helium
tereksitasi ke tingkat-tingkat itu, ia tidak akn bisa kembali ke tingkat dasar,
suatu hal yang dilarang oleh aturan seleksi radiasi.
Suatu hal kebetulan bahwa beberapa tingkat energi yang dimiliki
atom neon hampir sama dengan tingkat energi atom helium. Akibatnya transfer
energi antara kedua jenis atom itu sangat terbolehjadi melalui
tumbukan-tumbukan . Pada gambar 5 dapat dilihat bahwa atom neon yang ditumbuk
oleh atom helium 1S0 akan
tereksitasi ke tingkat 1P1, 3P0 , 3P1 , 3P2 dari
konfigurasi elektron 2p55s. Setelah bertumbukan atom helium akan segera kembali ke tingkat
energi dasar
Oleh karena aturan seleksi memperbolehkan transisi dari
tingkat-tingkat energi ini ke sepuluh tingkat energi yang dimiliki konfigurasi
2p53p, maka atom neon dapat dipicu untuk
memancarkan laser. Syarat inversi populasi dengan sendirinya sudah terpenuhi,
karena pada kesetimbangan termal tingkat-tingkat di 2p53p atom Ne amat jarang populasinya.
Laser yang dihasilkan akan memiliki intensitas yang paling jelas
di panjang gelombang 6328 A0 tadi. Sebetulnya pancaran laser He-Ne
yang terkuat berada di 11523 A0 (infra merah dekat) yang ditimbulkan
oleh transisi dari satu di antara 4 tingkat di 2p54s atom Ne, yang kebetulan berdekatan dengan tingkat energi 3S1 atom He, ke salah satu dari 10 tingkat
energi di 2p53p.
Sistem laser ini berbentuk tabung gas silindris dengan panjang
satu meter dan diameter 17 mm. Kedua ujung tabung ditutup oleh dua cermin
pantul yang sejajar, disebut cermin Fabry - Perot, sehingga tabung gas ini
sekaligus berfungsi sebagai rongga resonansi optisnya.
Dua buah elektroda dipasang di dekat ujung-ujungnya dan
dihubungkan dengan sumber tegangan tinggi untuk menimbulkan lucutan dalam
tabung. Tekanan He dan Ne dalam tabung adalah sekitar 1 torr dan 0,1 torr,
dengan kata lain atom He kira-kira 10 kali lebih banyak dibandingkan dengan
atom Ne. Cacah He yang lebih banyak ini mampu mempertahankan inversi populasi
secara terus menerus, sehingga laser yang dihasilkan juga bersifat kontinu,
tidak terputus-putus sebagai pulsa seperti pada laser ruby. Sifat kontinu ini
merupakan keunggulan laser gas dibanding laser ruby. Laser yang kontinu amat
berguna untuk transmisi pembicaraan dalam komunikasi, musik atau gambar-gambar
televisi. Efisiensi laser He-Ne ini juga rendah, hanya sekitar 1 persen,
keluaran lasernya hanya berorde miliwatt. Sedangkan laser CO2 dapat menghasilkan laser kontinu
berdaya beberapa kilowatt dengan efisiensi lebih tinggi.
Untuk menghasilkan laser sinar-tampak berwarna-warni, beberapa
produsen seperti Laser Science Inc. misalnya, mengembangkan laser cairan yang
dipompanya secara optis oleh sebuah laser nitrogen. Cairan yang dipakai adalah
zat warna yang dilarutkan dalam pelarut semacam metanol, dsb. Konsentrasi
larutan kira-kira 0,001 Milar. Contoh larutan ini adalah LD-690 yang
menghasilkan laser merah ( 6960 A° ) dan Coumarin-440 yang menghasilkan laser ungu ( 4450 A° ). Jenis larutan dapat
diubah-ubah sesuai dengan warna yang dikehendaki.
(3) Laser semikonduktor
Laser ini juga disebut laser injeksi, karena pemompaannya
dilakukan dengan injeksi arus listrik lewat sambungan PN semikonduktornya. Jadi
laser ini tidak lain adalah sebuah diode dengan bias maju biasa. Laser
semikonduktor yang pertama diciptakan secara bersamaan oleh tiga kelompok pada
tahun 1962. Mereka adalah R.H. Rediker dkk. (Lincoln Lab, MIT), M.I. Nathan
dkk. (Yorktown Heights, IBM) dan R.N. Hall dkk. (General Electric Research
Lab.). Diode- diode yang digunakan adalah galiun arsenida-flosfida GaAsP
(sinar-tampak merah).
Proses laser jenis ini mirip dengan kerja LED biasa. Pancaran fotonnya
disebabkan oleh bergabungnya kembali elektron dan lubang (hole) di daerah
sambungan PN-nya. Bahan semikonduktor yang dipakai harus memiliki gap energi
yang langsung, agar dapat melakukan radiasi foton tanpa melanggar hukum
kekekalan momentum. Oleh sebab itulah laser semikonduktor tidak pernah
menggunakan bahan seperti silikon maupun germanium yang gap energinya tidak
langsung. Dibandingkan dengan LED, laser semikonduktor masih mempunyai dua
syarat tambahan.
Yang pertama, bahannya harus diberi doping banyak sekali sehingga
tingkat energy Fermi-nya melampaui tingkat energi pita konduksi di bagian N dan
masuk ke bawah tingkat energi pita valensi di bagian P. Hal ini perlu agar
keadaan inversi populasi di daerah sambungan PN dapat dicapai. Yang kedua, rapat
arus listrik maju yang digunakan haruslah besar, begitu besar sehingga
melampaui harga ambangnya. Besarnya sekitar 50 ribu ampere/cm2 agar laser yang
dihasilkan bersifat kontinu. Rapat arus ini luar biasa besar, sehingga diode
laser harus ditaruh di dalam kriostat supaya suhunya tetap rendah (77 K ), jika
tidak arus yang besar ini dapat merusak daerah sambungan PN dan diode berhenti
menghasilkan laser.
Di sebagian daerah deplesi terjadi
inversi populasi jika sambungan PN diberi tegangan maju, daerah ini disebut
lapisan aktif. Daerah deplesi adalah daerah di sekitar sambungan PN yang tidak
memiliki pembawa muatan listrik bebas. Pada saat dilakukan injeksi arus listrik
melalui sambungan, elektron-elektron di pita konduksi pada lapisan aktif dapat
bergabung kembali dengan lubang-lubang di pita valensi.
Untuk arus injeksi yang kecil penggabungan ini terjadi secara acak
dan menghasilkan radiasi, proses ini adalah yang terjadi pada LED. Tetapi
apabila arus injeksinya cukup besar, pancaran terangsang mulai terjadi di
daerah lapisan aktif. Lapisan ini berfungsi pula sebagai rongga resonansi
optisnya, sehingga laser akan terjadi sepanjang lapisan ini. Pelapisan seperti
yang dilakukan pada cermin di sini tidak diperlukan lagi karena bahan diode
sendiri sudah mengkilap (metalik), cukup bagian luarnya digosok agar dapat
memantulkan sinar yang dihasilkan dalam lapisa aktif. Kelemahan sistem laser
ini adalah sifatnya yang tidak monokromatik, karena transisi elektron yang
terjadi bukanlah antar tingkat energi tapi antar pita energi, padahal pita
energi terdiri dari banyak tingkat energi.
Sambungan yang dijelaskan di atas biasa disebut homojunction,
karena yang dipisahkannya adalah tipe P dan N dari substrat yang sama, ayitu
misalnya GaAs tadi. Tipe P GaAs biasanya diberi doping seng ( Zn ) dan tipe
N-nya dengan doping tellurium ( Te ). Sebenarnya hanya sebagian kecil
elektronelektron yang diinjeksikan dari daerah N yang bergabung dengan lubang
di lapisan aktif, kebanyakan dari mereka berdifusi jauh masuk ke dalam daerah P
sebelum bergabung kembali dengan lubang-lubang. Efek difusi inilah yang
menyebabkan besarnya rapat arus listrik yang dibutuhkan dalam proses kerja
laser semikonduktor. Tetapi besarny rapat arus listrik ini dapat diturunkan
dengan cara membatasi gerakan elektron yang diinjeksikan itu disuatu daerah
yang sempit, agar mereka tidak berdifusi kemana-mana. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara membuat sambungan heterojunction. Heterjunction yang
apling umum dipakai adalah sambungan antara GaAs dan AlGaAs. GaAs memiliki gap
energi yang lebih sempit, sehingga bila ia dijepit oleh dua daerah AlGaAs
bertipe P dan N, elektron-elektron yang diinjeksikan dari daerah N dan
lubang-lubang dari daerah P akan bergabung di GaAs ini, jadi GaAs berfungsi
sebagai lapisan aktifnya. Lihat gambar 8.
Laser heterojunction GaAs - AlGaAs dapat bekerja secara kontinu
pada suhu kamar hanya dengan rapat arus minimum sebesar 100 ampere/cm2, 500 kali lebih kecil dibandingkan
rapat arus pada laser GaAs yang homojunction. Keunggulan yang dimiliki laser
semikonduktor lebih banyak dibandingkan dengan kelemahannya. Yang paling nyata
adalah dimensi ukurannya, yaitu hanya sekitar 0,1 x 0,1 x 1,25 mm, sehingga
amat cocok untuk peralatan yang dapat dibawa-bawa. Keunggulan lainnya adalah
fleksibilitas gap energi bahan-bahan yang dipakai. Lebar gap dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan, yang berarti orang dapat memilih panjang gelombang
laser yang dihasilkannya. Misalnya, substrat indium fosfida ( InP ) yang
dipakai pada laser InGaAsP, laser yangdihasilkan dapat diatur berpanjang
gelombang sekitar 1,3 atau 1,55 mikrometer, panjang gelombang dimana gelombang
elektromagnetik paling sedikit diserap oleh bahan serat optik. Hal ini membuat
laser InGaAsp menjadi pilihan yang tepat untuk komunikasi jarak jauh dengan
serat optik.
Jenis laser yang memberikan harapan
Ada tiga jenis laser yang layak disebutkan disini. Sekarang ini
ketiganya sedang dikembangkan karena dinilai memiliki potensi untuk memenuhi
harapan manusia, yaitu laser yang kuat dan berefisiensi tinggi. Mereka adalah
laser sinar -X, laser elektron bebas dan laser uap logam. Penulis akan membahasnya
satu per satu pada edisi KRISTAL yang akan datang
MANFAAT LASER
Berikut beberapa
manfaat laser :
1. Menghapus Kelainan
Tanda Lahir
Tanda lahir yang
dimaksud antara lain hemangioma atau bercak merah pada kulit yang disebabkan
pembesaran pembuluh darah. Hemangioma merupakan kelainan bawaan yang umumnya
melebar dan tampak menimbul di permukaan kulit. Secara medis biasanya tidak
terlalu berbahaya, tapi dari sisi kosmetik, hemangioma terutama yang terjadi di
bagian tubuh yang terlihat, seperti wajah dan tangan, akan sangat mengganggu
penampilan. Dikhawatirkan anak akan merasa rendah diri karena hemangioma ini.
Namun, sebelum akhirnya
dilakukan tindakan laser, akan ada observasi selama beberapa tahun. Alasannya,
hemangioma bisa mengecil dengan sendirinya sehingga tidak perlu dilakukan
tindakan medis apa pun, termasuk tindakan pelaseran. Namun ada pula yang
menetap dan bahkan malah membesar. Bila ternyata menetap atau membesar, tindakan
laser akan dilakukan ketika usia anak 7 tahun. Angka ini bukan patokan yang
pasti, tapi di usia ini umumnya hemangioma sudah bisa dilihat lebih jelas
apakah tumbuh membesar, menetap, atau mengecil.
2. Khitan/Sirkumsisi
Saat ini sirkumisi
dapat dilakukan dengan sinar laser (tepatnya laser CO2). Kelebihan- nya, proses
operasi lebih cepat, perdarahan tidak ada atau sangat sedikit, penyembuhan
cepat, rasa sakit setelah operasi minimal, aman, dan hasil secara estetik lebih
baik. Proses khitan dengan memanfaatkan sinar laser biasanya hanya membutuhkan
waktu 10-15 menit.
3. Mata
Sinar laser bisa
digunakan untuk melakukan koreksi pada mata minus, salah satunya dengan cara
operasi lasik. Namun sama dengan yang lainnya, tindakan laser untuk koreksi
mata minus hanya dilakukan dalam keadaan mendesak. Bila koreksi masih dapat
ditunda maka sebaiknya dilakukan saat anak sudah tumbuh remaja bahkan dewasa.
Pertimbangannya, penambahan minus selama masa kanak-kanak masih akan terus
berlangsung. Dengan begitu, koreksi yang terlalu dini tidak akan menyelesaikan
masalah karena kemungkinan anak masih memerlukan penanganan kembali kelak.
4. Pembengkakan
Jaringan Lunak
Laser pun bisa
digunakan untuk mengatasi pembengkakan atau meminimalkan jaringan lunak pada
hidung atau telinga anak. Misalnya, pembengkakan pada hidung akibat sinusitis.
Penggunaannya bisa sangat efektif karena kesembuhan setelah operasi bisa
berlangsung lebih cepat.
5. Mengeringkan
Tambalan Gigi
Agar tambalan gigi
lebih kuat dan awet maka tambalan harus cepat kering. Untuk mempercepatnya,
dokter biasanya akan menggunakan sinar laser. Aplikasi ini baik bila dilakukan
pada anak 8-12 tahun atau ketika gigi tetap harus ditambal. Gigi tetap akan
digunakan hingga si anak dewasa. Oleh karena itu, bila berlubang harus ditambal
dengan baik karena tidak ada gantinya.
6. Tumor
Tindakan laser umumnya
juga digunakan dalam pengangkatan tumor jinak, seperti untuk menghilangkan
bintil-bintil pada kulit. Namun, kasus seperti ini sangat jarang terjadi pada
anak. Kalaupun bintil-bintil timbul pada usia belia, tindakan penyinaran tetap
akan ditunda, kecuali bila penyakit yang diderita anak sudah begitu
membahayakan. Umpamanya, mengidap tumor ganas yang dapat membawa risiko
kematian.
7. Dalam Ilmu
Kedokteran
Sinar x dapat digunakan
untuk melihat kondisi tulang,gigi serta organ tubuh yang lain tanpa melakukan
pembedahan langsung pada tubuh pasien.
Biasanya,masyarakat
awam menyebutnya dengan sebutan ‘’FOTO RONTGEN’’.Selain bermanfaat,sinar x
mempunyai efek/dampak yang sangat berbahaya bagi tubuh kita yaitu apabila di
gunakan secara berlebihan maka akan dapat menimbulkan penyakit yang
berbahaya,misalnya kanker.Oleh sebab itu para dokter tidak menganjurkan terlalu
sering memakai ‘’FOTO RONTGEN’’ secara berlebihan.
8. Dalam Industri
digunakan
untuk memotong baja, karena intensitasnya sangat besar dan energinya sangat
besar. Intensitas adalah besarnya energi persatuan luas per sekon. 2.
Dalam kedokteran digunakan untuk operasi, ternyata sangat teliti. Termasuk
untuk operasi mata. 3. Dalam fotografi untuk membuat foto yang tiga
dimensi.4. Untuk komunikasi pada jarak yang sangat jauh, misal antar
planet.Telah dicoba untuk mengukur jarak bumi-bulan dengan menggunakan sinar
laser, dan ternyata hasilnya sangat teliti, maka dapat untuk mengukurjarak
antara bintang dengan bintang.5. Dalam bidang pertahanan sinar laser
dikembangkan untuk senjata.
KELEBIHAN SINAR LASER
Beberapa kelebihan laser diantaranya
adalah kekuatan daya keluarannya
yang amat tinggi sangat diminati untuk beberapa applikasinya. Namun demikian
laser dengan daya yang rendah sekalipun (beberapa miliwatt) yang digunakan
dalam pemancaran, masih dapat membahayakan penglihatan manusia, karena pancaran
cahaya laser dapat mengakibatkan mata seseorang yang terkena mengalami kebutaan
dalam sesaat atau tetap. inilah beberapa kelebihan teknologi laser dalam
dunia kedokteran:
Lebih Efektif
Laser dapat mengobati kelainan-kelainan yang tidak
mungkin dilakukan oleh tindakan operasi, misalnya mengatasi hemangioma yang
cukup lebar. Operasi dengan pisau bedah akan merusak jaringan yang cukup luas
sehingga menyulitkan dokter untuk menjahitnya kembali. Dengan tindakan laser,
hal itu dapat dihindari karena jaringan pembuluh darah yang dirusak hanyalah
bagian-bagian yang tidak diinginkan atau tanpa menciutkan dan merusak jaringan
serta pembuluh darah lain.
Lebih Cepat Normal
Meski tindakan laser memungkinkan terjadinya
kerusakan pada jaringan lain, tetapi kerusakan pascalaser atau bekas lukanya
bisa diminimalkan. Sementara tindakan pembedahan umumnya akan mengakibatkan
kerusakan lebih luas yang akan memperlambat proses penyembuhan.
KEKURANGAN SINAR LASER
Meskipun ada kelebihannya, laser pun memiliki
kekurangan:
1.
Penyinaran dengan laser biasanya tidak bisa
dilakukan hanya sekali melainkan berulang kali. Padahal biaya untuk sekali
penyinaran relatif mahal. Penentuan jumlah tindakan ini sifatnya sangat
individual tergantung pada jenis penyakit dan tingkat keparahannya. Hal ini
baru diketahui setelah dilakukan observasi.
2.
Efek samping penggunaan laser yang sering
dilaporkan adalah munculnya rasa panas setelah dilakukan penyinaran. Hal ini
disebabkan karena paparan sinar laser yang terserap ke jaringan tubuh akan
diubah menjadi energi panas sehingga timbul perasaan panas. Namun, hal ini bisa
diatasi dengan keakuratan penyinaran. Untuk itulah penyinaran laser harus
dilakukan oleh ahli terlatih. Misalnya oleh dokter yang memang sudah mendalami
penggunaan teknologi laser.
3.
Tindakan laser membutuhkan syarat tertentu.
Misalnya, di ruang penyinaran sebaiknya tidak terdapat alkohol dan produk lain
yang mengandung alkohol seperti hair spray, minyak wangi, antiseptik, atau
lainnya. Untuk itu baik dokter, pasien, maupun orang tua pasien, sebaiknya
bersih dari bahan-bahan tersebut. Bila sinar laser ini memantul, tak mustahil
akan membakar benda atau bagian-bagian yang mengandung alkohol.
0 komentar:
Posting Komentar
Readers can report a comment if it is considered unethical, abusive, defamatory, or redistributed. Berbagi Pengetahuan will consider each complaint and may decide to keep or delete the comment display.